News  

2 EWS di Cilacap Sudah Usang

ilustrasi

CILACAP – 2 unit alat Early Warning System atau EWS yang ada di Cilacap, ternyata sudah usang sekali. Alat ini sudah berulang kali rusak dan diperbaiki dan bisa kembali berfungsi. Kedua alat ini berada di Pantai Tegalkamulyan dan Jetis yang merupakan milik BMKG.

EWS ini berfungsi sebagai bagian dari sistim peringatan dini terhadap ancaman tsunami di Kabupaten Cilacap. Termasuk ancaman tsunami dari megathrust berkekuatan 8,7 Magnitudo akibat terjadinya tumbukan antara Lempeng Samudera Hindia dan Eurasia. Kedua lempeng ini berada di selatan Cilacap.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Wijonardi mengatakan, 2 unit EWS dari BMKG yang ada di Cilacap ini sudah usang meski masih berfungsi dengan baik.

“Sudah usang, tapi masih berfungsi. Mungkin hanya di Cilacap saja yang masih berfungsi,” kata Wijonardi.

BPBD akan mengalami kesulitan jika alat ini kembali rusak. Karena sangat mungkin tidak ada lagi penyedia spare part yang karena sudah tidak tersedia.

“Jika rusak lagi mungkin tidak bisa diperbaiki,” katanya.

Dia menambakan, EWS milik pemerintah Cilacap kondisinya juga sangat memprihatinkan. Saat ini sudah terpasang 22 unit dari kebutuhan 75 unit. Dan hasil uji coba terbaru, hanya 15 unit saja yang masih berfungsi dengan baik. Sisanya yakni 7 unit rusak.

Dan lebih parah lagi, hanya 3 unit yang sudah menggunakan panel tenaga surya. Sementara sisanya masih mengandalkan pasokan listrik dari PLN. EWS yang masih pakai listrik PLN ini, katanya juga menjadi masalah tersendiri.

“Karena kalau gempa, pasti mati (akibat pasokan listrik terputus),” katanya.

Kepala BMKG, Dwikornita Karnawati menambahkan, penambahan EWS ini membutuhkan dukungan dari semua pihak. Mulai dari pemerintah pusat, daerah hingga kabupaten. Demikian juga dukungan dari swasta.

Menurutnya, swasta di Cilacap semestinya punya perhatian terhadap pengadaan EWS gempa dan tsunami.

“Aset mereka kan di pantai Cilacap banyak,” tegasnya. (*)