News  

Mengapa Polisi Larang Petasan? Ini Kata Kapolresta Cilacap

Petugas Polresta Cilacap saat mengamankan petasan. Polisi larang warga bermain dan membuat petasan karena berbahaya. (narisakti/bercahayanews.com)

CILACAP – Polisi di Cilacap memberikan ultimatum dan larang warga untuk membuat dan bermain petasan selama puasa ramadan. Larangan tersebut menjadi target Polresta Cilacap dan tertuang dalam Deklarasai Zero Gangguan Kamtibmas. Deklarasai ini mulai dari tingkat Polresta sampai Polsek bersama unsur terkait lainnya.

Petasan tetap memiliki potensi bahaya karena ada daya ledak dan daya rusak. Ancaman tersebut timbul berkat kandungan mesiu. Daya ledak muncul dengan suara menggelegar dan mampu menimbulkan kerusakan pada rumah.

Kapolresta Cilacap, Kombes Pol Ruruh Wicaksono mengatakan, polisi larang keras warga bermain petasan selama puasa. Tujuannya tentu untuk menghindari ancaman bahaya tersebut.

“Seperti kita ketahui bersama, ada anggapan di sebagian masyarakat kalau petasan itu bagian dari tradisi. Namun ini sangat membahayakan,” katanya.

Contoh bahaya dari petasan meledak terjadi pada 4 Februari 2023. 1 orang meninggal akibat ledakan petasan. Korban adalah warga Desa Padangjaya Kecamatan Majenang, Cilacap. Tubuh korban penuh luka yang sangat parah dan mengenaskan. Sementara rumah korban nampak rusak parah. Atap ambruk dan tembok di teras belakang roboh.

Contoh lain terjadi di Desa Sidaurip Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap. Peristiwa ini terjadi pada 30 April 2021 lalu. 5,5 bubuk petasan tiba-tiba meledak dan menghancurkan 2 rumah warga. Kerusakan nampak pada tembok rumah yang sambpai jebol. Sementara atap hancur lebur.

Lalu ada peristiwa di Desa Maos Kidul Kecamatan Maos, Cilacap pada April 2022. 3 mengalami luka-luka akibat petasan meledak di dalam rumah mereka hingga harus mendapatkan perawatan medis. Ledakan petasan ini terjadi saat ketiganya tengah membuat petasan.

Dari serentetan kejadian ini, menjadi pertimbangan polisi larang warga bermain atau membuat petasan karena sangat berbahaya.

Dan saat ada warga membuat serbuk petasan sebanyak 58,5 kg, dampaknya bisa lebih mengerikan. Apalagi jika sampai meledak.

“Jika ini sampai menyebar ke masyarakat lebih luas, bisa sangat membahayakan,” tegasnya. (*)