CILACAP – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Cilacap beri panduan terkait zakat fitrah. Panduan ini agar masyarakat bisa lebih paham tentang jumlah dan besaran zakat fitrah. Demikian juga saat zakat fitrah berupa beras.
Semua panduan ini tertuang dalam surat edaran nomor 1418/KK.11.01/7/BA.01/03/2024 tanggal 19 maret 2024 tentang Surat Edaran Zakat Fitrah. Di bagian akhir surat ada stempel dan tanda tangan kepala Kemenag, Mukhlis Abdilah.
Warga muslim wajib mengeluarkan zakat fitrah mulai terbenam matahari di akhir bulan Ramadan sampai sebelum sholat Idul Fitri. Jika zakat ini dibagikan setelah sholat idul fitri, maka menjadi sedekah biasa dan bukan lagi zakat fitrah.
Dan zakat fitrah ini harus selalu berupa bahan makanan pokok yang berbeda-beda di tiap daerah. Ini sesuai dengan hadis yang mengatur zakat fitrah. Untuk Indonesia, mayoritas umat muslim menyerahkan zakat fitar dalam bentuk beras.
Dalam surat edaran dari Kemenag Cilacap, jenis beras harus seperti yang biasa dikonsumsi tiap hari oleh masyarakat. Sementara jumlahnya adalah 1 sha’ atau setara dengan 2,8 Kg.
“Bagi umat muslim supaya memberikan zakat fitrah minimal 2,8 kg (1 sha’),” tulis surat edaran tersebut.
Namun Kemenag Cilacap membolehkan jika ada yang ingin mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 3 Kg.
Masih dalam surat edaran itu, Kemenag Cilacap memberikan panduan lain terkait harga beras untuk zakat fitrah. Jenis beras tersebut sudah haruslah menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari. Seperti Rojolele dan Menthik. Juga jenis Saigon dan IR. Masing-masing jenis beras ini ada satuan harga per kilo.
Untuk Rojolele dan Menthik, harga per Kg mencapai Rp 18 ribu. Sedangkan Saigon adalah Rp 16 ribu. Untuk IR harganya lebih murah yakni Rp 15 ribu. Harga ini sesuai dengan hasil pantauan Kemenag Cilacap pada 19 Maret 2024. (*)