News  

Puncak Kemarau Terjadi Pada Agustus

BMKG memprediksi puncak kemarau pada Agustus. Sepanjang Juni 2021, BPBD Cilacap sudah mengirimkan air bersih ke 8 kecamatan akibat kekeringan. (doc)

CILACAP – Musim 2021 sepertinya sulit diprediksi dengan hujan turun sepanjang Juni. Selama periode ini, hujan deras masih kerap terjadi dan sering disertai petir. Sementara pada Juni tiap tahun, biasanya sudah masuk musim kering dan berlangsung sampai Oktober.

BMKG melalui siaran pers menjelaskan kalau hujan pada musim kemarau dipengaruhi oleh 2 faktor. Seperti menghangatnya suhu permukaan laut di sisi selatan Jawa hingga Nusa Tenggara. Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Perairan Barat Sumatera (Indeks Dipole Mode Negatif) dan memicu munculnya pusat tekanan rendah di perairan dekat Sumatra sampai Jawa.

BMKG juga memprediksi kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang. Terutama pada sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap.

“Untuk sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap, puncak kemarau akan terjadi pada bulan Agustus,” ujar Prakirawan Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendy Kurniawan.

Dia menambahkan, kondisi normal akan mulai terjadi pada Juli 2021. Ini ditandai dengan normalnya uap air di atmosfer hingga cuaca akan terasa lebih kering.

Sementara itu, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap memastikan, da 8 kecamatan yang sudah dilanda kesulitan air bersih. Wilayah tersebut adalah Kecamatan Kawunganten, Gandrunmangu, Patimuan, Bantarsari, Wanareja, Cilacap Tengah, Adipala dan Kampung Laut. Total ada 4.207 keluarga dan 14.358 jiwa di 15 desa.

Warga mulai merasakan kesulitan air bersih sejak awal Juni 2021. Diawali dengan permintaan warga di Kecamatan Kawunganten. Menyusul kemudian surat permohonan serupa dilayangkan warga Kecamatan Gandrunmangu dan Patimuan.

Dalam pengiriman air bersih, BPBD Cilacap mengunakan 1 unit armada air bersih dan mampu membawa 5 ribu liter. (*)