News  

Harga Beras Masih Mahal

ilustrasi

CILACAP – Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Cilacap, masih tetap saja mahal. Kondisi ini sudah terjadi sejak akhir Agustus, atau saat puncak musim kemarau mulai terjadi. Saat ini, harga beras mencapai Rp 11.500 per kg.

Kemarau panjang membawa dampak terhadap harga beras dan masih mahal. Saat musim kemarau, petani kerap kesulitan untuk bisa panen secara maksimal. Selain itu, petani yang mengolah sawah tadah hujan tidak bisa berbuat banyak. Kemarau juga membuat pasokan air dari irigasi menyusut drastis.

Akibatnya jelas. Pasokan beras ke pasar tradisional turun drastis hingga otomatis harga naik dan menjadi mahal. Di tingkat pedagang, harga beras IR 46 kelas biasa menjadi sangat mahal. Demikian juga dengan beras IR super.

Kepala Pasar Majenang, Cilacap, Taswa mengakui, harga beras sampai pertengahan September 2023 masih di atas rata-rata. Biasanya, harga beras IR jenis super maksimal hanya Rp 11 ribu per kg.

“Ya, memang sekarang harganya segitu,” katanya.

Dia menjelaskan, kondisi ini selalu terjadi jika terjadi kemarau panjang. Pada momen ini, hasil panen petani tidak maksimal. Bahkan ada yang mengalami gagal panen. Di sisi lain, masa panen masih cukup lama hingga tidak mungkin ada pasokan baru dari petani.

“Panen kemarin tidak bagus. Sementara panen besok masih lama. Jadi otomatis harga naik,” kata dia.

Penurunan hasil panen di tingkat petani, diperkirakan mencapai rata-rata 2 ton per hektar. Jika kondisi normal, maka petani di Cilacap mampu memetik panen minimal 6 ton per hektar. Namun akibat dari kemarau panjang, panen padi maksimal 4 ton per hektar.

“Sekarang jangan bicara (produksi gabah) 6 ton. Paling 4 ton per hektar,” ujar Ketua Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) Kecamatan Majenang, Wahyudi. (*)