News  

Ujian Sekolah Jadi Patokan Terakhir Sebelum Tatap Muka

Siswa salah satu SMP di Cilacap mengerjakan ujian sekolah terakhir, Jumat (30/4/2021). Ujian sekolah menjadi batu loncatan menuju pembelajaran tatap muka.

PENULIS : HARYADI NURYADIN

CILACAP – Ujian Sekolah (US) anak kelas IX SLTP, menjadi patokan kesiapan terakhir menjelang diterapkannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Berdasarkan rencana Kementerian Pendidikan RI, PTM akan dimulai pada Juli mendatang.

“Pada dasarnya anak dan lingkungan sekolah sudah siap untuk tatap,” ujar Kepala SMP N 1 Majenang, Sarno, Jumat (30/4/2021).

Dia mengatakan, Jumat menjadi hari terakhir pelaksanaan ujian. Siswa sebelumnya sudah berjuang sejak 11 hari lalu karena ujian digelar pada 19 April lalu.

Selama 11 hari itu, anak-anak dan juga guru sudah bisa menerapkan pembiasaan baru. Seperti membiasakan diri untuk cuci tangan sebelum dan sesudah ujian. Demikian juga dengan penggunaan masker, facehield hingga tidak berkerumun.

“Hanya di hari pertama, anak-anak harus kita ingatkan agar tidak berkerumun. Kita sebar petugas dan guru untuk mencegah itu. Tapi hari berikutnya sudah terbiasa,” terang Sarno.

Selain itu, pelaksanaan ujian kemarin juga dirasa jauh lebih baik dalam hal penerapan protokol kesehatan. Termasuk adanya catatan kesehatan siswa dan hasil pengukuran suhu tubuh tiap hari. Demikian juga jika ada keluhan kesehatan dari siswa. Dipastikan petugas akan mencatat dan menyiapkan ruang isolasi sebelum siswa masuk ke ruang ujian. Seluruh hal ini sebelumnya tidak ada saat sekolah menggelar uji coba, beberapa waktu lalu.

“Sekarang sudah lebih baik. Termasuk pencatatan suhu anak tiap hari,” katanya.

Ketua Komda SMP Majenang, Suwarno mengatakan keberadaan ruang isolasi juga menekan kemungkinan terjadinya penyebaran virus di lingkungan sekolah. Jika suhu tubuh siswa terlalu tingg, maka secara otomatis harus masuk ruang itu. Mereka baru boleh masuk ruang ujian jika suhu sudah standar. Ruang ini juga menunjukkan kesiapan sekolah selama ujian dan menjelang pelaksanaan PTM.

“Kalau masih ada keluhan, terpaksa ujian di ruang isolasi,” katanya.

Dia menambahkan, mayoritas sekolah memang sudah mulai menerapkan protokol kesehatan. Dukungan dari lingkungan serta saran dan prasarana juga sudah memadai.

Namun pihaknya mendapatkan laporan dari Gugus Tugas terkait kebiasaan siswa. Terutama di daerah pingiran.

“Siswa hanya pakai masker ketika di lingkungan sekolah. Seharusnya, begitu keluar rumah langsung pakai,” katanya. (*)