CILACAP – 2 PMI atau Pekerja Migran Indonesia asa Cilacap jadi korban speedboat yang tenggelam di perairan Malaysia, Kamis (16/12/2021). Keduanya ikut berangkat bersama 25 PMI lainnya. PMI asal Cilacap ini berasal dari 2 kecamatan berbeda yakni Nusawungu dan Binangun.
Divisi Pemberdayaan Manusia Lembaga Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Cilacap, Tun Habibah mengatakan, sudah menerima informasi terkait ke 2 PMI asal Cilacap yang menjadi korban kecelakaan laut di Malaysia. Mereka dipastikan meninggal dunia karena ikut tenggelam bersama kapal speedboat tersebut.
“Data awal menyebutkan kalau yang Nusawungu itu dari Jetis. Tapi itu alamat PCR,” katanya kepada bercahayanews.com melalui sambungan telepon, Jumat (17/12/2021).
Dia memastikan, pihaknya bersama dinas terkait di Kabupaten Cilacap sudah menemui keluarga kedua korban. Saat ini keluarga tengah menunggu kepulangan jenasah. Namun dia belum bisa memastikan kapan jenasah akan tiba di rumah duka karena masih dalam proses di Malaysia
Dia membenarkan kalau 2 PMI Cilacap dan jadi korban speedboat tenggelam itu, terindikasi berangkat ke Malaysia melalui “jalur tikus”. Kasus ini sekarang dalam penangganan dari dinas terkait di Cilacap, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Jakarta maupun kantor Semarang.
“Sekarang sudah ditangani bersama,” kata dia.
Laman bp2mi.go.id menyebutkan, speedboat berisikan 50 pekerja migran dan berangkat melalui Tanjung Balau. Titik ini ditengarai menjadi lokasi tidak resmi.
“Kuat dugaan, para pekerja migran berangkat melalui jalur tidak resmi. Dari Tanjung Balau, 90 kilometer dari pelabuhan resmi di wilayah Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, menuju Johor Bahru,” terang Benny secara virtual di Manado, Kamis (16/12/2021) seperti tertulis di bp2mi.go.id.
Dari 50 orang itu, 11 orang sudah meninggal dunia terdiri dari 7 laki-laki dan 4 perempuan. Sementara korban selamat ada 14 orang dan terdiri dari 12 laki-laki dan 2 perempuan. Selain itu ada 25 orang masih dalam pencarian. (*)