News  

Identitas Pekerja Migran Cilacap Terkuak

Pekerja migran Cilacap yang menjadi korban speedboat tenggelam sudah terinditifikasi. Salah satunya adalah Tukimin Martameja alias Tukiman, warga Kecamatan Nusawungu (foto). Satu lagi adalah Andi Mualana, warga Kecamatan Binangung. (doc)

CILACAP – Identitas Pekerja Migran asal Cilacap yang menjadi korban speedboat tenggelam, mulai terkuak. Salah satu korban asal Kecamatan Nusawungu bernama Tukimin Martameja alias Tukiman warga Desa Banjarwaru RT 002 RW 001.

Hal ini berdasarkan penelusuran petugas BP2MI Jawa Tengah yang menelusuri alamat bersangkutan. Petugas juga meminta keterangan pihak keluarga dan mencocokan sejumlah data.

Berdasarkan keterangan keluarga bahwa Tukiman Martameja sudah bekerja di Malaysia sejak 1998. Namun dia berangkat dengan menggunakan jalan tikus atau Non Prosedural.

Dari Cilacap dia terlebih dahulu menuju Bandara Soekarno-Hatta dan terbang menuju Batam. Turun dari pesawat, Tukimin melanjutkan perjalanan ke Johor Baru melalui rute laut dengan memanfaatkan pelabuhan Tanjung Uban menggunakan kapal.

Fungsional Dinas Tenaga Ketenagakerjaan dan Perindustrian Kabupaten Cilacap, Sutiknyo mengatakan, petugas dari gabungan sudah ke keluarga korban. Tim ini terdiri dari petugas BP2MI bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

“Kemarin kami dengan BP2MI sudah ke sana. Ternyata Tukimin sudah bolak-balik ke Malaysia,” kata dia, Jumat (17/12/2021).

Dia memastikan, pekerja migran Cilacap yang menjadi korban speedboat tenggelam di Malaysia hanya ada 2. Petugas di Malaysia memang sempat menemukan identitas pekerja migran asal Cilacap atas nama Nasirah. Sementara korban sebenarnya adalah Andi Maulana yang merupakan anak dari Nasirah.

“Hanya dua. Ternyata Nasirah ibu dari Andi Maulana. Identitasnya kebawa saudara Andi,” tegasnya.

 2 PMI atau Pekerja Migran Indonesia asa Cilacap jadi korban speedboat yang tenggelam di perairan Malaysia, Kamis (16/12/2021). Keduanya ikut berangkat bersama 25 PMI lainnya. PMI asal Cilacap ini berasal dari 2 Kecamatan Nusawungu dan Binangun.

Laman bp2mi.go.id menyebutkan, speedboat berisikan 50 pekerja migran dan berangkat melalui Tanjung Balau. Titik ini ditengarai menjadi lokasi tidak resmi.

Dari 50 orang itu, 11 orang sudah meninggal dunia terdiri dari 7 laki-laki dan 4 perempuan. Sementara korban selamat ada 14 orang dan terdiri dari 12 laki-laki dan 2 perempuan. Selain itu ada 25 orang masih dalam pencarian.(*)