CILACAP – Ancaman banjir dan longsor bagi warga Kabupaten Cilacap selalu menghantui tiap tahun. Tidak hanya sekali, ancaman ini muncul 2 kali. Tepatnya saat awal dan akhir tahun. Di kedua momen ini, curah hujan sering kali mencapai puncak dengan intensitas sangat tinggi.
Ancaman banjir longsor ini tersebar di penujuru wilayah mulai dari sisi timur, selatan, utara dan barat. Khusus utara dan barat, ancaman lain datang berupa tanah longsor atau pergerakan tanah.
Ancaman ini mulai diingkatkan kembali oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Badan pemerintah ini mengingatkan adanya ancaman banjir atau tanah longsor yang datang lebih awal dan kemungkinan akan mulai muncul saat awal musim penghujan.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendy Kurniawan me-warning warga Kabupaten Cilacap untuk mewaspadai ancaman ini.
“Masih berpotensi (banjir dan longsor),” katanya, Kamis (2/9/2021).
Dia mengatakan, warga harus mempersiapkan diri menghadapi kondisi terburuk saat musim penghujan nanti. Mulai dari memperbaiki saranan di lingkungan masing-masing yang menjadi jalan air. Seperti saluran yang tersumbat atau mengalami kerusakan.
Dia juga meminta agar tanggul kritis dan rusak mendapatkan perhatian besar. Tanggul seperti ini sering menjadi pemicu terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap. Apalagi jika tanggul itu berada di aliran sungai besar dan membelah banyak perkampungan warga hingga tingkat kerusakan akibat banjir relatif lebih besar.
“Perlu kewaspadaan dari masyarakat agar mempersiapkan (diri) mulai dari saat ini,” kata Rendy.
Potensi hujan intensitas tinggi ini terjadi karena terpengaruh 2 fenomena alam yakni Indian Ocean Dipole (IOD) dan La Nina. IOC ini sudah terjadi sekarang. Bersama La Nina, IOC akan meningkatkan pertumbuhan awan di musim penghujan.
“Akibatnya intensitas hujan di wilayah Indonesia bertambah tinggi dan ini akan berlangsung sampai tahun depan,” tegasnya. (*)