News  

Mendagri Ingatkan Peningkatan Kecelakaan Selama Arus Mudik Lebaran

ilustrasi

JAKARTA – Mendagri (Menteri Dalam Negeri), Tito Karnavian, mengingatkan potensi peningkatan kecelakaan selama arus mudik Lebaran 2025. Ia meminta seluruh pihak terkait untuk memastikan kesiapan sarana transportasi, termasuk dermaga dan bandara perintis.

Meski puasa belum dimulai dan lebaran masih jauh, pemerintah pusat sudah memberikan peringatan keras bagi semua pihak. Karena selama arus mudik lebaran, akan ada potensi peningkatan kecelakaan.

Mendagri, Tito Karnavian ingkatkan akan adanya potensi peningkatan kecelakaan selama arus mudik 2025. Salah satunya mempersiapkan infrastruktur perhubungan baik darat, laut maupun udara.

“Bandara-bandara kecil harus dalam kondisi siap. Jangan sampai kita terlambat melakukan pengecekan, karena hal ini berkaitan langsung dengan keselamatan dan kelancaran arus mudik,” ujar Tito.

Selain jalur udara, Tito juga menyoroti kepadatan dan risiko kecelakaan di jalur perairan seperti sungai, danau, dan laut. Ia menegaskan pentingnya memastikan kapal tidak mengalami kelebihan muatan serta mewajibkan seluruh penumpang menggunakan pelampung.

“Setiap tahun, kecelakaan kapal sering terjadi akibat kelebihan kapasitas dan kurangnya kesadaran penumpang untuk menggunakan pelampung. Kita tidak ingin tragedi seperti di Danau Toba terulang kembali,” katanya.

Tito meminta seluruh kepala dinas perhubungan, dinas pekerjaan umum, serta instansi terkait segera berkoordinasi. Tujuannya untuk menjamin kelancaran arus mudik.

Instruksi tersebut sudah dia terbitkan berupa Surat Edaran Mendagri Nomor 400.6.1/749/SJ tentang Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dalam Mendukung Arus Mudik Lebaran 2025.

“Persiapan ini harus dilakukan segera karena ada beberapa aspek yang membutuhkan waktu untuk diselesaikan,” tutupnya.

Arus mudik menuju Jawa Tengah, sering kali terfokus pada jalur pantai utara. Terlebih lagi setelah ada tol panjang dan pintu keluar di Kabupaten Brebes. Fasilitas ini memudahkan pemudik dari Jakarta untuk menuju Jawa Tengah bagian selatan.

Hingga jalur selatan nasional, sering kali lebih sepi dari pada pantura. Terutama antara titik perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Cilacap. Kepadatan baru terasa saat kendaraan mulai keluar Cilacap atau Banyumas menuju Kebumen dan Yogyakarta. (*)