JAKARTA – Pemagaran laut di pesisir Tangerang, ternyata pakai excavator. Hal ini ini sekaligus menjadi bantahan atas pernyataan sejumlah pihak yang menyebut kalau justru nelayan yang membangun pagar laut.
Para nelayan di pesisir Tangerang, bisa dipastikan tidak mungkin bisa membangun pagar laut secara mandiri. Dengan panjang lebih dari 30 KM, maka butuh dana besar untuk pengadaan material bambu. Belum lagi dengan biaya pemasangannya yang butuh tenaga ekstra dan waktu lama.
Dan pemasangan bambu di laut, tidak segampang memasang bambu di daratan.
Proses pemagaran laut dengan memakai excavator ini, viral di media sosial. Akun X @jumianto_rk memperlihatkan keberadaan alat berat di lokasi pemagaran laut.
“Kalian percaya kalau pagar laut sepanjang 30,16 KM dikerjakan swadaya warga di malam hari, tau gak sewa excavator phantom per jam berapa?” tulis akun @jumianto_rk.
Ketua Riset dan Advokasi Kebijakan Publik di LBH PP Muhammadiyah, Gufron SH MH memberikan komentar serupa di kanal youtube Satu Visi Utama. Menurutnya, mustahil bagi nelayan untuk membangun pagar laut sepanjang 30 KM lebih.
“Lalu pertanyaanya, siapa yang menyuruh. Siapa yang membiayai. Kan ga mungkin individu-individu (nelayan). Apakah mampu nelayan menancapkan ribuan bambu itu? Dari mana uangnya? 30 kilo lagi. Ini luar biasa,” terangnya.
Sebelumnya Jaringan Rakyat Pantura (JRP) Kabupaten Tangerang mengaku jika mereka yang membangun pagar tersebut. Pembangunan pagar tersebut untuk mitigasi bencana tsunami dan abrasi. (*)