CILACAP – Warga Dusun Timbang 1 Desa Sadahayu Kecamatan Majenang, Cilacap menolak jika SD 03 harus di regrouping. Penyebabnya dusun ini sangat jauh dari SD terdekat.
Desa Sadahayu. Lokasinya nyaris berada di ujung desa dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Untuk bisa ke sana, butuh tenaga ekstra karena jalan terjal dan rusak.
Karena kondisi terpencil dan jauh dari SD lainnya, warga sejak lama menolak jika pemerintah menerapkan regrouping atau penggabungan dengan sekolah lain. Sekolah ini menjadi satu-satunya sarana pendidikan di dusun terpencil itu.
“Dari Dusun Timbang ke SD 01 butuh waktu 1 jam. Jalan rusak dan penuh tanjakan ekstrim,” ujar Kepala Dusun Timbang 1, Rusdi, Kamis (21/7/2022).
Dia justru mengaku khawatir jika regrouping ini tetap dipaksakan. Maka akan banyak anak usia SD yang tidak bisa bersekolah. Karena mayoritas orang tua akan mengalami kesulitan untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah di luar dusun.
“Pasti anak-anak kami tidak bisa sekolah. Dari dulu warga selalu menolak regrouping,” katanya.
Hingga saat SD 03 nyaris ambruk, warga kemudian menuntut agar segera ada perbaikan. Dengan demikian, anak-anak bisa kembali masuk sekolah seperti semula. Untuk sementara, siswa SD 03 Sadahayu terpaksa belajar di posyandu. Tentu saja bangunan ini tidak layak untuk belajar.
Alasannya karena bangunan posyandu sangat sempit. Untuk membuat kelas, warga dan pihak sekolah hanya membuat sekat dari bahan triplek setinggi 1,5 meter. Tentu saja, suara guru akan terdengar sampai ke kelas lain dan akan menggangu konsentrasi siswa.
“Posyandu ini kan sementara dan tidak layak sekali untuk belajar. Kami minta agar SD ini bisa segera diperbaiki,” kata Ketua Komite SD 03 Sadahayu, Sahudin Sakin.
Saat ini, siswa SD 03 Sadahayu hanya ada 26 anak. Mereka terdiri dari 4 anak di kelas 2, 11 anak di kelas 4 dan 6. Sementara kelas 1, 3 dan 5 tidak ada siswa sama sekali. (*)