CILACAP – Banjir tahunan di dan selalu melanda 4 desa di Kecamatan Majenang, kemungkina besar akan terus terulang sepanjang tahun 2021. Faktornya karena masalah tanggul Sungai Cikawung, Citanduy dan juga anakan sungai lainnya. Tanggul ini sejak 1998 belum pernah ada perbaikan.
Bendung Citanduy dibangun pemerintah pusat pada era 80-an. Demikian juga dengan bendung Cijalu yang menjadi hulu Cikawung dan Citanduy. Karena sudah lama, kondisi tanggul sudah rusak akibat gerusan air sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Wijonardi mengatakan, masalah ini sudah menjadi topik bahasan warga dan Pemerintah Kabupaten Cilacap.
“Ini masalah lama. Sejak 1998 lalu. Selalu ada banjir tahunan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pasca Majenang dilanda 2 banjir besar ada upaya untuk berkomunikasi dengan BBWS Citanduy. Langkah ini melibatkan 2 camat dan 5 kepala desa dalam periode berbeda. Hanya saja, sampai saat ini belum ada penangganan menyeluruh terhadap kondisi tersebut.
Wijonardi menambahkan, sempat mendengar adanya desain untuk mengatasi masalah banjir di Kecamatan Majenang. Namun setelah itu, kabar menguap tanpa ada berita dan langkan lebih lanjut.
“Dulu sempat ada desain untuk perbaikan,” kata dia.
Menurutnya, jika masalah ini sudah terdeteksi sejak 1998 seharusnya Kecamatan Majenang sudah terbebas dari banjir. Apalagi sudah ada pertemuan antara camat, kades dan Pemerintah Kabupaten Cilacap dengan BBWS Citanduy.
“Seharusnya Majenang sudah keluar dari peta rawan banjir jika sudah ada penangganan dari dulu,” tegasnya.
Fathonah, warga Desa Mulyasari Kecamatan Majenang mengatakan, dia terpaksa berulang kali mengungsi tiap kali banjir. Termasuk banjir pada akhir 2020 lalu.
“Tahun lalu saya 3 kali mengungsi karena rumah kena banjir,” kata dia.
Banjir 4 desa di Kecamatan Majenang terjadi karena tanggul Sungai Cikawung dan Selokan 1 jebol hingga meluap ke perkampungan warga, Selasa (16/11/2021). air melimpas menggenangi 4 desa di Kecamatan Majenang. 4 desa tersebut adalah Padangsari, Mulyasari, Mulyadadi dan Pahonjean.(*)