CILACAP – Turap penguat tanggul aliran Sungai Cilopadang yang baru sebulan dibangun, ambruk setelah hujan mengguyur seharian, Selasa (14/9/2021). Turap ambruk cukup panjang dan nyaris sama dengan kejadian tanggul jebol tahun 2020 lalu dan sempat mengakibatkan banjir.
Turap ambruk ini sangat dekat dengan perkampungan warga Desa Padangjaya Kecamatan Majenang, Cilacap. Di sana ada sejumlah fasilitas umum seperti tempat ibadah dan sekolah. Juga ada jalan yang padat oleh lalu lintas kendaraan.
Daffa Fauzi, relawan Muhammadiyah Dissaster Management Centre (MDMC) Cilacap mengatakan, turap ini ambruk pada Selasa siang. Penyebabnya karena debit air sungai yang naik usai diguyur hujan deras.
“Hujan deras hingga air sungai naik dan membuat turap ambruk,” ujarnya.
Dia mengatakan, tanggul sungai ini pernah jebol pada musim penghujan 2020 lalu dan mengakibatkan banjir. Warga bersama relawan dan aparat terkait memperbaiki kerusakan tanggul, setelah banjir surut. Perbaikan tanggul kembali dilakukan oleh pemerintah dengan cara membangun turap. Hanya saja, bangunan ini tidak mampu bertahan dari gempuran air sungai yang tiba-tiba naik drastis.
“Bawah (turap) berlubang hingga ambruk. Air sungai juga deras setelah hujan turun,” kata dia.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menginstruksikan pemerintah kabupaten dan kota untuk meningkatkan koordinasi antar pihak terkait. Selain itu juga ada 6 langkah lain sebagia upaya pencegahan dini menghadapi dampak banjir dan longsor. Instruksi ini dalam bentuk surat resmi tertanggal 13 September 2021 dan ada tanda tangan Plt Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Ir Syarifudin MSi.
Peringatan serupa juga datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap. Badan ini meminta warga untuk aktif memantau saluran air dan sungai yang berpotensi menimbulkan banjir. Demikian juga dengan langkah lain untuk mengantisipasi tanah longsor. (*)