PENULIS : HARYADI NURYADIN
CILACAP – Komoditas lokal berupa beras merah, sudah dikenal luas sebagai menu untuk penderita gangguan gula darah atau kencing manis. Penyebabnya karena kadar kalori pada beras merah lebih rendah dibandingkan beras putih. Beras merah juga bisa membantu pasien gula darah agar puasa tetap lancar.
“Beras merah itu tinggi kandungan serat,” ujar petugas instalasi gizi RSUD Majenang, Jumiati.
Diterangkannya, kadar serat tinggi ini sangat menolong penderita kencing manis agar tahan menjalani puasa seharian penuh. Karena kandungan inilah, penderita penyakit dalam bahasa medis disebut Diabetes Melitus ini tetap merasa kenyang alias tidak gampang lapar.
Sementara rasa lapar ini dipastikan akan membuat semua orang, termasuk penderita kencing manis akan mudah memilih untuk membatalkan puasa. Tentu dengan mengkonsumsi makanan tinggi kalori atau gula.
“Serat ini sangat dibutuhkan penderita kencing manis agar tahan lapar,” kata dia.
Dikatakannya, selama ini orang cenderung memilih kentang sebagai pengganti nasi putih. Alasannya karena kentang rendah kalori dan tinggi kandungan protein. Hal ini tentu sangat tepat bagi penderita kencing manis agar tetap mendapatkan menu dengan kandungan kalori.
“Selain kentang bisa juga pakai gandum atau mie. Termasuk mie instan,” kata dia.
Hanya saja, asupan kalori bagi penderita kencing manis ini harus menghitung kebutuhan tubuh. Cara ukurnya dengan melihat berat badan. Jika berat badan kurus atau normal, kebutun kalori cenderung lebih banyak. Sementara bagi penderita kencing manis namun masih tergolong gemuk, kebutuhan kalorinya paling kecil.
“Ada tiga kategori. Kurus, normal dan gemuk. Kalau gemuk tentu kebutuhan kalorinya paling sedikit, terbanyak ya kurus. Bisa sampai 1900,” katanya.
Ahli Gizi RSUD Majenang, Wulan Sarijatun SGz menambahkan, puasa akan membawa pengaruh pada tubuh tiap orang. Mulai dari pola makan, istirahat dan kerja. Dia menyarankan agar 3 pola ini harus diatur, termasuk mengonkonsumsi gizi berimbang. Demikian juga dengan konsumsi air untuk mendukung metabolisme tubuh.
“Sesuai rekomendasi dari Kemenkes, memperbanyak konsumsi air di antara buka dan waktu sahur,” katanya. (*)