News  

BPBD Ingatkan Ancaman Bencana Saat Puncak Musim Hujan

Longsor di Desa Kuta Bima Kecamatan Cimanggu, Cilacap pada April 2022. BPBD Cilacap ingatkan ancaman bencana saat musim penghujan berupa longsor dan banjir. (haryadi nuryadin/bercahayanews.com)

CILACAP – BPBD Cilacap beri peringatan keras tentang ancaman bencana saat musim hujan. Bencana tersebut sudah mulai nampak di awal tahun yang bersamaan dengan awal musim hujan.

Awal musim hujan 2024 ini, BPBD Cilacap mencatat sudah ada 3 kejadian tanah longsor. Plus bencana angin puting beliung yang mengakibatkan kerusakan pada sejumlah rumah warga.

Bencana tanah longsor tersebut terjadi di Desa Cigintung Kecamatan Wanareja, Sepatnunggal (Majenang) dan Panulisan (Dayeuhluhur). Longsor di Desa Panulisan merusak sayap Jembatan Cijolang yang menjadi bagian dari jalan nasional.

Sementara bencana angin puting beliung terjadi di wilayah timur Cilacap. Namun bencana ini tidak sampai menimbulkan kerugian terlalu besar maupun korban jiwa.

Kepala Pelaksana BPBD Cilacap, Bayu Prahara melontarkan peringatan akan ancaman bencana saat musim hujan. Dia menilai ancaman akan bertambah seiring meningkatnya intensitas hujan.

“Sekarang baru awal. Kita mencatat sudah ada 3 kejadian tanah longsor dan angin puting beliung di wilayah timur Cilacap,” ujarnya.

Hanya saja, dia kembali mengingatkan akan potensi dan ancaman bencana yang kian meningkat saat musim hujan. Ini sesuai dengan prakiraan BMKG yang menyebutkan, puncak penghujan akan terjadi pada akhir Januari atau awal Februari.

“Prakiraan dari BMKG, puncak penghujan antara akhir Januari atau awal Februari,” katanya.

Pj Bupati Cilacap, Awaluddin Muuri menambahkan, tingginya ancaman bencana berupa tanah longsor juga terpengaruh faktor geografis. Terutama di wilayah barat Cilacap yang dominan pegunungan dan perbukitan.

“Cilacap secara geografis banyak pegunungan hingga rawan longsor. Beberapa kecamatan rawan banjir dan sebagaianya,” katanya.

Mengurangi resiko ini, dia berharap agar penghijauan di daerah perbukitan bisa kembali digencarkan. Warga dan pemerintah bisa menanam tanaman keras dan produktif hingga mampu menekan erosi tanah.

“Kita harus jaga lingkungan. Walau struktur memang rawan, tapi kalau kita mencoba penghijauan dengan pohon keras di pegunungan, lereng dan sistim irigasi bagus, tentu akan mengurangi ancaman bencana saat musim penghujan,” tegasnya. (*)