PENULIS : HARYADI NURYADIN
CILACAP – Menahan lapar dan dahaga sekaligus tengah mengandung, kerap timbul kendala. Alashil banyak ibu hamil yang gagal menjalankan puasa sebulan penuh. Hal serupa juga sering dialami ibu menyusi. Rasa lapar kerap menghantui dan datang usai menyusui buah hati hingga batal berpuasa.
Namun bagi ibu hamil maupun menyusui, puasa masih tetap bisa dijalankan dengan baik selama sebulan penuh. Syaratnya adalah memperhatikan asupan gizi dan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi sehari-hari.
“Pada dasarnya puasa itu hanya merubah jam makan dari siang ke malam hari,” ujar Ahli Gizi di RSUD Majenang, Wulan Sarijatun SGz, Kamis (15/4/2021).
Menurutnya, yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan asupan gizi dan air saat berpuasa. Merujuk pada pedoman dari Kementerian Kesehatan RI maupun WHO, tiap orang butuh antara 8 sampai 10 gelar air. Sementara menu harus cukup kadar kalori, sayuran dan gabungan antara protein dan buah.
“Isi piring harus terbagi tiga. Sepertiga karbohidrat, sepertiga sayuran dan sepertiga lagi gabungan protein dan buah,” katanya.
Menu bagi ibu hamil bisa berupa nasi ditambah sayur, daging atau telor sebagai sumber kalori dan protein. Untuk nasi bisa diganti dengan gandum. Gandum bisa jadi alternatif bagi bumil yang tidak bisa mengkonsumsi nasi.
Saat sahur bumil disarankan mengkonsumsi buah utuh karena mengandung banyak air dan serat. Hal ini akan membuat bumil bisa tetap bertahan dan terhindar dari dehidrasi dan mudah lapar.
“Saat buka tidak disarankan pakai menu kolak dan es buah. Kenapa, karena es buah banyak santan, gulanya banyak. Saat buka ini kadar gula kita kan ngedrop, jadi harus naik tapi pelan. Kalau ibu hamil (kolak dan es buah) bisa membuat ukuran janin terlalu besar,” katanya.
Namun demikian, bukan berarti ibu hamil dilarang mengkonsumsi es buah ataupun kolak saat berbuka puasa. Mereka masih bisa menikmati menu khas puasa ini dengan beberapa catatan. Seperti mengurangi kadar gula atau santan dibuat lebih encer.
“Atau porsinya dikurangi,” kata dia. (*)