PENULIS : HARYADI NURYADIN
CILACAP – Bapak ibu orang tua dan guru, jangan terlalu menyalahkan anak jika mereka tidak bisa sepenuhnya mengerjakan soal Ujian Sekolah (US). Atau saat jawaban yang mereka pilih ternyata kurang tepat atau bahkan melenceng sama sekali.
Para siswa bahkan sudah merasa tidak yakin atas plilihan masing-masing. Perasaan ini sudah muncul sejak selesai mengerjakan soal atau selepas keluar ruangan ujian.
Seperti yang dikatakan oleh Indah Maulia. Sisw kelas IX SMP N 1 Majenang ini mengaku masih saja memikirkan sejumlah soal Bahasa Indonesia. Pelajaran ini menjadi materi pertama Ujian Sekolah (US) yang dimulai Senin (19/4/2021).
“Bisa garap sih. Tapi ada beberapa soal yang jawabannya ga yakin bener,” kata siswa berparas cantik ini.
Menurutnya, soal dan materi ujian hari pertama itu seharusnya bisa dengan mudah dan tanpa kesulitan berarti. Bukan karena dirinya sombong atau memang jago bahasa indonesia. Tapi karena dirinya sudah belajar lebih giat semenjak setengah tahun terakhir.
Hanya saja, dia mengaku ada kendala dari proses pembelajaran secara online. Dimana tatap muka dengan guru tidak ada sama sekali dan membuat dirinya sulit mencerna materi secara maksimal. Hingga ada beberapa point atau detail dari materi itu yang terlewatkan.
“Karena jarang ketemu guru dan harus belajar online. Kita kadang-kadang sulit menerima penjelasan guru secara maksimal,” kata Indah.
Hal serupa juga dikeluhkan oleh Rahma. Dia yang pernah duduk bersama Indah waktu kelas 7 dan 8 itu mengaku tetap ada perbedaan mendasar. Antara belajar di bawah bimbingan guru secara langsung dengan belajar secara online. Hingga dia mengaku ada rasa khawatir tidak bisa mengerjakan soal pada materi lain.
“Bisa saja ada yang kelupaan. Bisa fatal kalau pas ngarap matematika,” ujarnya.
Namun demikian, Ujian Sekolah sudah menjadi obat tersendiri baginya setelah 1,5 tahun belajar dari rumah. Selama itu pula di terpisah dari teman sekelas, guru dan lingkungan sekolah. Termasuk Indah yang sudah menjadi salah satu teman akrab.
Menurutnya, ujian hari pertama sudah memberi keceriaan bagi dia dan seluruh siswa kelas 9. Mereka seperti terlepas dari kurungan karena harus belajar dari rumah selama pandemi yang muncul sejak akhir 2019 lalu.
“Sekarang senang. Bisa ketemu temen. Udah jarang banget ketemu sih,” katanya. (*)