News  

Gaji PNS Minus? Siap-siap Dapat Panggilan

Gaji PNS jangan sampai minus karena terlalu banyak berhutang. Ini menandakan PNS tidak profesional. (haryadi nuryadin/bercahayanews.com)

CILACAP – Gaji PNS harus tetap imbang dengan pengeluaran hingga tidak sampai minus. Gaji minus ini menandakan kalau PNS tersebut sudah mendekati kategori sebagai aparat tidak profesional.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cilacap, Farid Ma’ruf mengatakan, gaji minus menandakan PNS punya banyak hutang. Atau memiliki tabiat kurang baik karena selalu berbelanja sesuai keinginan.

“Seharusnya berbelanja sesuai kebutuhan,” ujar Sekda saat Rapat Koordinasi Aparat Pemerintah, di Pendopo Kecamatan Majenang, Selasa (19/10/2021).

Jika gaji PNS sampai minus, dia memastikan aparat ini akan mencari pinjaman ke berbagai tempat. Mulai atasan, per-bankan sampai dengan lainnya.

Hingga saat hutang sudah menumpuk, maka yang bersangkutan tidak kerasan berada di kantor dan lebih banyak diam di rumah.

“Di kantor tidak betah karena selalu ada yang mencari. Di rumah juga sama, selalu ada yang menagih,” terangnya.

Ujungnya adalah, PNS ini akan mangkir kerja untuk waktu lama. Bahkan bisa saja sampai 3 bulan berturut-turut.

Pemerintah Kabupaten Cilacap akan melakukan langkah tegas jika ada PNS yang mangkir kerja selama 3 bulan berturut-turut. Aparat tersebut akan mendapatkan panggilan dari Badan Kepegawaian Pelatihan dan Kependidikan Daerah (BKPPD) Cilacap.

“Nanti Kepala BKPPD akan turun dan memangil,” ujarnya.

Dia menjelaskan, ASN pada dasarnya harus paham dengan gaji yang masing-masing. Dengan itu mereka bisa menghitung belanja keluarga sesuai kemampuan.

“Ini tanda pertama PNS profesional,” katanya.

Tanda berikutnya adalah punya komitmen mendalam atas kerjanya. PNS harus bisa meajukan institusi tempat mereka kerja. Selain itu juga dengan cara pandang terhadap tugas sebagai hobby.

“Kalau sudah hobby, akan senang lakukan apapun,” katanya.

Terakhir adalah disiplin kerja yang tinggi. Salah satunya dengan menaati jam kerja, mulai masuk dan pulang. Demikian juga saat ada kebijakan lain seperti work from home (WFH).

“WFH ya kerja dari rumah. Bukan jalan-jalan,” tegasnya. (*)