CILACAP – Ngatinah (77), lansia warga Jalan Cempaka Desa Mulyasari RT 05 RW 05 Kecamatan Majenang, Cilacap, ditemukan sudah meninggal dan baru diketahui setelah 3 hari, Selasa (4/1/2022). Dia terbujur kaku di tempat tidur berdampingan dengan suaminya, Kurdi (82). Kurdi tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisnya sakit, lemah dan mengalami gangguan penglihatan.
Pasangan lansia ini sejak beberapa bulan terakhir bergantung pada bantuan dan belas kasihan tetangga. Mereka sudah tidak bisa mencari nafkah karena lumpuh dan mengalami gangguan penglihatan.
Penemuan jenasah lansia meninggal di rumahnya dan baru diketahui setelah 3 hari ini terungkap setelah salah satu tetangga bermaksud mengantar makanan.
Sutiyah (61), saksi mata mengatakan, dia datang ke rumah korban sekitar pukul 09.30 untuk membawakan nasi. Namun sampai di rumah itu, dia melihat lansia itu sudah meninggal dunia.
“Saya masuk dan kaget lihat dia sudah seperti itu. Lalu saya panggil Pak RT,” katanya.
Dia mengaku sudah biasa mengantar makanan untuk pasangan lansia tersebut. Namun selama 2 hari terakhir, dia tidak bisa memberikan dan mengantar makanan karena harus menggarap sawah.
“Biasanya selalu ada yang nganter makanan. Kemarin saya 2 hari tidak bisa karena ngurus sawah,” katanya.
Sabar, Ketua RT 05 RW 05 Desa Mulyasari mengatakan, dia segera menghubungi perangkat desa usai mendapati kondisi mengenaskan tersebut. Perangakt desa setempat lalu meneruskan laporan ini ke ke aparat terkait.
Dia menambahkan, pasangan lansia ini sudah lama sakit dan bergantung pada bantuan warga setempat. Mereka hidup dan tinggal di rumah sederhana dan tidak memiliki anak.
Kapolsek Majenang, AKP Erna Trihastuti mengatakan, petugas tidak menemukan tanda-tanda bekas kekerasan pada tubuh almarhumah. Dia memperkirakan korban meninggal secara wajar karena usia sudah tua.
“Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” ujarnya.
Untuk memastikan kematian korban, petugas meminta keterangan dari tim medis Puskesmas Majenang 1. Usai pemeriksaan, jenasah langsung dibawa ke tempat pemakaman umum untuk dikebumikan. (*)