CILACAP – Minyak goreng sempat menjadi komoditas seksi sejak akhir 2021 sampai antara April-Mei 2022 karena harga melambung tinggi. Tidak hanya minyak goreng kemasan saja yang naik. Minyak goreng curah pun ikutan melambung.
Puncak harga minyak goreng kemasan terjadi saat menjelang lebaran 2022. Kenaikan ini kian parah dengan minimnya stok barang di tangan para pedagang. Baru kemudian menyusul minyak goreng kemasan yang ikut menghilang dari pasaran.
Minyak goreng sekarang memang sudah berubah. Tidak ada lagi kabar harga naik gila-gilaan atau barang langka. Pedagang punya stok melimpah untuk kemasan maupun curah.
Suroso, salah satu pedagang di Pasar Majenang mengaku, harga minyak goreng sekarang sudah menurun drastis. Seperti merk Tropical ukuran 1 liter yang dia jual antara Rp 17 ribu atau Rp 17.500. Demikian juga dengan merk Fortune. Untuk merk Bimoli ukuran 2 liter mencapai Rp 47 ribu.
“Harga minyak goreng sekarang sudah turun. Jauh berbeda dengan dulu,” kata dia.
Dia mengatakan, stok minyak goreng kemasan ataupun curah juga sudah sangat melimpah. Pedagang eceran bisa dengan mudah mendapatkan atau memesan komoditas ini ke pedagang grosir terdekat.
Stok yang melimpah ini pada akhirnya mendorong harganya menjadi turun drastis. Termasuk minyak goreng curah yang harganya sudah berada di batas normal.
“Sekarang hanya Rp 13 ribu per kilo. Biasanya pedagang memang menjual dengan ukuran kilo, bukan liter,” kata dia.
Kepala Pasar Majenang, Taswa juga mengatakan hal serupa. Menurutnya pasokan minyak goreng kemasan maupun curah sudah normal. Jauh berbeda dengan awal hingga Mei 2022 lalu yang sering menghilang dari pasar tradisional. Terutama minyak goreng kemasan yang sangat terbatas.
“Pasokan dan stok sekarang sudah melimpah. Pembeli dan pedagang mudah sekali nyari minyak,” tegasnya. (*)