CILACAP – Kasus hepatitis akut lebih berpotensi terjadi dan ancam anak-anak. Mereka adalah anak-anak dalam rentang usia 6 sampai 11 tahun.
Hepatitis akut ini mulai masuk Indonesia dan sudah ada 15 kejadian yang terdeteksi Kementerian Kesehatan. Sejumlah negara sudah melaporkan kejadian ini dan membuat WHO sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hepatitis akut ini lebih akan berdampak lebih buruk dan tetap mengancam anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr Pramesti Griyana Dewi menyebutkan,anak-anak usai antara 6 sampai 11 tahun harus lebih terjaga kesehatannya.
“Hinggga saat ini, kasus hepatitis akut ditemukan pada anak-anak 2 usia 6 sampai 10 atau 11 tahun,” kata Pramesti.
Karenanya dia meminta masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga kebersihan makanan. Apalagi pada makanan untuk anak-anak. Kewaspadaan ini harus ada karena hepatitis merupakan penyakit menular. Meskipun penularannya berbeda denga Covid19.
“Kita harus bisa lebih menjaga kebersihan tangan, kesehatan makanan dari anak-anak kita. Tentunya dengan tambahan perilaku hidup bersih sehat yang lain yang bisa mencegah menularnya virus-virus seperti ini,” terangnya.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu panik namun tetap waspada. Selain itu dengan menyikapi kejadian ini secara bijaksana.
Hingga saat ini, Kabupaten Cilacap maupun Jawa Tengah belum ada kasus hepatitis akut itu. Namun hal ini bukan berarti Cilacap akan terbebas pada penyakit yang belum diketahui etiologinya itu.
Dia meminta agar masyarakat waspada dan segera membawa anak-anak jika ada gejala dan tanda-tanda hepatitis.
“Kalau anak-anak kita ada bergejala ke arah sana, bisa segera membawa ke fasilitas kesehatan kita,” tegasnya. (*)