Utama  

Ikut Bawa Bom, Bukti Kebersamaan Warga Dengan Aparat

Tim Jihandak Polda Jateng menahan lajut motor gerandong di jalan menurun menuju lokasi peledakan. (doc)

CILACAP – Bom sisa perang dunia ke 2 yang ditemukan warga Desa Sadabumi Kecamatan Majenang, Cilacap pada Minggu (6/6/2021), memang sudah berhasil diamankan. Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Brimob Polda Jateng sudah meledakannya di kebun warga, tepi hutan desa setempat, Minggu (7/6/2021).

Namun dibalik itu, ada peran warga yang tidak kalah heroik dibandingkan aksi penemuan dan evakuasi hingga peledakan yang dilakukan tim Jihandak.

Aksi ini diperlihatkan oleh Daswan. Warga Desa Sadabumi yang ikut membawa bom menuju lokasi peledakan. Semua ini dilakukan tanpa ras takut meski bos masih berstatus aktif dan bisa saja meledak sewaktu-waktu.

Bom itu dibawa di jok belakang motor yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Biasanya, motor ini dipakai untuk membawa kayu gelondongan. Warga lokal menamainya dengan “motor gerandong”.

Pertolongan Daswan sangat membantu petugas Jihandak yang tengah kesulitan menuju lokasi peledakan karena jalan sempit dan tidak bisa dilalui kendaraan roda 4.

“Ya, sempat dinaikan ke motor karena jalan sempit,” ujar Sekretaris Desa Sadabumi, Karsam.

Aksi luar biasa Daswan ini sontak mendapat perhatian luas dari masyarakat dan juga dunia maya. Sejumlah warga yang mengabadikan aksi pria tersebut langsung mengunggah ke media sosial masing-masing. Foto aksi pria ini lalu tersebar luas ke berbagai lini media sosial.

Seperti yang dilakukan oleh Anisa. Dalam unggahannya di WA story dia memberikan ucapan selamat karena Daswan akan selalu dikenang berkat aksinya.

“Beruntunglah wahai mamang (paman). Menjadi hari bersejarah bawa bom dan menjadi pembicaraan di masa mendatang kalo mamanglah yang dengan berani membawa benda bersejarah tersebut,” ujar Anisa dalam caption foto miliknya.

Daswan menggunakan motor miliknya untuk membawa bom ke kebun di tengah hutan untuk diledakan tanpa rasa takut. (doc)

Kerelaan warga Desa Sadabumi dalam mendukung kerja aparat keamanan, bukanlah yang pertama kali. Jauh sebelumnya, saat negara ini tengah menjalani revolusi fisik melawan penjajah, warga setempat sudah memberikan dukungan.

Seperti saat pasukan Kodam Siliwangi tengah dalam perjalanan pulang ke Jawa Barat dari Jogyakarta. Pasukan ini sempat beristirahat dan warga langsung memberikan jamuan luar biasa.

Cerita seperti ini sering disampaikan oleh sejumlah tokoh kepada generasi muda, anak dan cucu mereka. Hampir semua pelaku sejarah itu kini sudah meninggal dunia.

“Warga sampai merelakan kambing untuk disembelih, dimasak dan disajikan untuk semua tentara,” ujar Edi Darsono, salah satu warga Desa Sadabumi.

Tidak hanya itu, warga ikut membantu membawa barang dan perlengkapan pasukan Siliwangi sampai menyeberangi Sungai Cijalu. Jarak tempuhnya puluhan kilometer dan harus melalui hutan, lembah dan perbukitan terjal. Tentu saja, membawa tas bala tentara bukan perkara mudah karena berisi berbagai perlengkapan.

“Tas sangat berat. Tapi waktu itu warga tetap mau karena senang didatangi tentara dan pejuang,” kata dia.

Bom tersebut diperkirakan dijatuhkan pesawat musuh yang tengah memburu pasukan Siliwangi. Hanya saja, para pejuang sudah keluar dari Desa Sadabumi. Lebih beruntung lagi, bom ini tidak semuanya meledak. Dari beberapa bom yang dijatuhkan, hanya 1 yang meledak di tanah kosong tanpa menimbulkan korban.

“Ada satu korban tapi kena tembakan pesawat,” kata Edi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Tasir Priyanto (33), warga Desa Sadabumi RT 02 RW 02 menemukan bom saat mengepras tebing di samping rumah Nasrulloh, Minggu (6/6/2021).

Bukti lain dari pengeboman ini ditemukan warga, sekitar 24 tahun lalu. Mereka menemukan mortir atau bom serupa di dekat aliran sungai. Lokasinya tidak jauh dari tempat Tasir dan 5 warga lainnya saat mendapati ada bom pada 6 Juni 2021.

“Sekitar tahun 1997 atau 1998 juga ditemukan bom kaya ini. Bentuk dan ukuran mirip. Dulu sampai ditimbang, beratnya 75 kg,” tambah Suwarto, warga Desa Sadabumi lainnya. (*)