CILACAP – Kasus stunting di Kecamatan Cipari sejak 2020 lalu menjadi yang tertinggi di Kabupaten Cilacap karena sejumlah penyebab. Pada tahun itu ada 928 kasus stunting dan tersebar di 8 desa. Data ini terkumpul dari hasil penimbangan serentak pada Agustus 2020.
Stunting sendiri adalah kondisi tumbuh kembang fisik anak yang kurang dari standar. Seperti panjang anak yang seharusnya sesuai dengan umurnya.
Kepala Puskesmas Cipari, dr Eva Kardiana menjelaskan, tingginya kasus stunting di Kecamatan Cipari karena sejumlah faktor. Dia menyebut setidaknya ada 6 penyebab yang saling berhubungan berdasarkan penelusuran pada 2020 hingga 2022.
“Ada 6 penyebab yang membuat kasus stunting di Cipari sangat tinggi,” kata dia.
Penyebab pertama dari stunting tinggi di Cipari adalah pandemi yang membuat semua kegiatan posyandu berhenti total. Karena tidak ada pantuan inilah, maka petugas tidak bisa memantau jika ada bayi yang bermasalah.
Faktor kedua yakni menurunnya pendapatan masyarakat hingga mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan dasar. Termasuk makanan bergizi bagi keluarga yang punya anak balita.
“Selama pandemi, alat ukur juga tidak terpakai hingga banyak yang rusak,” kata dia.
Dan saat posyandu kembali melakukan kegiatan, muncul kendala lain. Yakni penerapan aplikasi pelaporan penimbangan bayi dan kegiatan posyandu.
“Banyak daerah yang sulit sinyal. Ini faktor lain. Terus, SDM kita juga lemah yang sering membuat salah input data. Mayoritas kader posyandu kan tidak digaji. Tentu hal sulit untuk memaksa mereka paham dengan sistim aplikasi pelaporan,” terangnya.
Faktor terakhir dari penyebab Kecamatan Cipari tinggi stunting adalah salah pola asuh anak. Ini yang kemudian membuat anak kurang terkontrol asupan makanan, tumbuh kembang dan lainnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cilacap, Syaiful Mustangin menilai, kasus stunting yang tertinggi di Kecamatan Cipari membawa keprihatinan tersendiri. Karena itu, dia menggunakan reses ini untuk membahas berbagai hal bersama pihak terkait.
“Karena stunting ini masalah dari hulu sampai hilir. Bukan hanya muncul anak dengan kondisi kurang tinggi,” tegasnya. (*)