CILACAP – Satu persatu puskesmas di Kabupaten Cilacap ditutup secara bergantian. Penutupan dilakukan karena tenaga kesehatan (nakes) tak berdaya akibat terpapar Covi19.
Diawali dengan penutupan Puskesmas Karangpucung 1 pada 25 Mei 2021. Menyusul kemudian Puskesmas Cimanggu 1 dan 2 yang ditutup secara bergantian. Rata-rata ada 5 nakes yang terpapar Covid19 hingga memaksa Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap menutup pelayanan di 3 puskesmas tersebut. Jauh sebelumnya, Puskesmas Wanareja 1 juga sempat mengambil langkah penutupan dengan alasan serupa.
Kali ini giliran Puskemas Majenang 2 yang harus menghentikan sementara seluruh pelayanan di sana. Penutupan dilakukan selama 2 hari, terhitung mulai 1 Juli hingga 2 Juli 2021.
Kabar penutupan ini beredar pada Rabu (30/6/2021) sore melalui media sosial dalam bentuk selebaran digital.
Kepala Puskesmas Majenang 2, Nunung Tri Bawonati membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, langkah ini dilakukan karena ada perawat, bidan dan juga 2 orang dokter terpapar Covid19.
“Ya benar, kita tutup 2 hari mulai tanggal 1 Juli,” katanya, Rabu.
Dia menjelaskan, total ada 7 nakes yang terpapar. Mereka kini tengah menjalani isolasi mandiri.
Menurut Nunung, semula ada 1 nakes yang mengaku merasa sakit dan langsung dilakukan rapid test antigen dan ternyata hasilnya positif. Tidak disangka, beberapa nakes kemudian mengeluhkan gejala sakit dan ditindaklanjuti dengan rapid bagi seluruh nakes.
“Dari 30 nakes yang kita tes, 7 positif dan bergejala,” katanya.
Dengan dasar inilah, pihaknya kemudian melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap sekaligus meminta ijin untuk me-lockdown.
“Baru selesai kami briefing dengan semua nakes dan ada Sekdin (Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap),” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr Pramesti Griyana Dewi mengatakan penutupan puskesmas dilakukan untuk sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan. Selain itu juga memberikan kesempatan bagi nakes untuk bisa beristirahat terutama yang terpapar Covid19. Ini karena mereka menjadi elemen yang sangat rawan terpapar dan membutuhkan pemulihan agar bisa kembali memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Biar teman-teman puskesmas bisa istirahat dan ada waktu untuk desinfektasi (penyemprotan),” tegas Pramesti. (*)