CILACAP – Program bea siswa dan kuliah gratis di STMIK Komputama, memberikan kesempatan bagi guru ngaji untuk mendapatkan gelar S1. Bea siswa penuh tersebut memungkinkan para guru bisa meningkatkan kemampuan, kapasitas diri dan keilmuan.
Guru ngaji yang selama ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Namun peran mereka tetap nyata dengan membantu mendidik anak-anak di lingkungan agar paham ilmu agama. Minimnya perhatian ini membuat STMIK Komputama membuka program bea siswa untuk guru ngaji hingga wisuda.
Ini terlihat dalam wisuda angkatan ke 2 STMIK Komputama. Ada 9 guru ngaji yang berhasil menyandang gelar S1 melalui program kuliah gratis di STMIK Komputama.
Ketua STMIK Komputama, Kusnana mengatakan, 9 wisudawan yang aktif berkontribusi sebagai guru ngaji di berbagai tempat. Seperti madrasah diniyah, TPQ, masjid maupun mushola.
“Ini bea siswa full. Pendidikan selama 4 tahun,” kata Kusnana.
Selain guru ngaji, STMIK Komputama juga memberikan bea siswa bagi muadzin. Syarat pertama, peserta harus menyerahkan rekomendasi dari pengurus masjid atau mushola. Lalu selama belajar, mereka wajib mengumandangkan adzan 4 kali sehari.
“Kecuali adzan dhuhur karena biasanya mereka lagi kuliah,” kata dia.
Dia menyebut, wisuda angkatan ke 2 merupakan “Special Edition”. Ini dengan melihat jumlah wisudawan yang cukup signifikan. Tetapi juga karena kehadiran beberapa program bea siswa alias kuliah gratis di STMIK Komputama.
“Wisuda kali ini bagi angkatan special edition,” katanya.
Sebagai informasi, alumnus angkatan pertama sudah tersebar di berbagai sektor. Berdasarkan tracer study, 63,9% dari alumnus sudah bekerja di instansi atau perusahaan swasta, 16,7% di instansi pemerintah, 11,1% di BUMN. Sisanya, 8,3% menjadi technopreneurship. (*)