CILACAP – Lapas Nusakambangan, kembali kedatangan tamu khusus berupa napi kasus terorisme. Ada 30 napi terosis yang berasal dari berbagai Lapas di Jawa Barat.
Proses pemindahan para napi ini mulai dari Jawa Barat. Iring-iringan ini melintasi jalur darat dan tiba di Cilacap pada Jumat (17/11/2023). Seluruh proses pemindahan ini melibatkan pasukan Brimob bersenjata lengkap. Juga ada petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan personil dari Polresta Cilacap.
Setiba di Cilacap, iring-iringan ini segera merapat ke Dermaga Wijayapura, sekitar pukul 12.54. Bus yang membawa para napi kasus terorisme langsung masuk ke dalam Kapal Pengayoman, milik Kementerian Hukum dan HAM RI. Dari sana, rombongan langsung berlayar menuju Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.
Koordinator Lapas se Nusakambangan dan Cilacap, Mardi Santoso menganggap, masuknya napi kasus terorisme bukan hal istimewa. Ini mengingat Lapas Nusakambangan ada fasilitas untuk para narapidana yang terlibat berbagai kasus teror di tanah air.
Sebut saja Lapas Karanganyar dan Lapas Pasir putih. Kedua lapas ini masuk kategori lapas super maximum security.
“Pemindahan narapidana ini hal biasa di Nusakambangan,” kata dia.
Dia juga tidak merinci asal para narapidana tersebut. Dia hanya memastikan, ada 30 napi yang masuk ke Nusambangan. Lalu ada 3 orang yang masuk tahanan di Lapas Cilacap.
Saat ini, penghuni Lapas di Nusakambangan Nusakambangan sekitar 2000 orang. Jumlah ini sudah termasuk narapidana baru pindahan dari Jawa Barat tersebut yang berjumlah 30 orang.
Dia menambahkan, Nusakambangan memang ada lapas baru tapi belum diresmikan. Hingga 30 napi terorisme pindahan dari Jawa Barat ini masih akan menempati lapas yang sudah tersedia.
“Lapas baru belum diresmikan. Mungkin baru tahun depan,” tegasnya. (*)