CILACAP – Muntasyar PBNU, Said Aqil Siradj sinyalir adanya anggota JAD (Jamaah Ansharut Daulah). Ini merupakan kelompok radikal yang kerap melakukan aksi kekerasan di Indonesia.
Keberadaan anggota JAD tersebar di berbagai kota di Indonesia meski belum ada kepastian siapa yang menjadi pemimpin. Termasuk kemungkinan anggota JAD ada di Cilacap. Beberapa nama sudah sempat muncul di media massa.
Said menyebut nama seperti Umar Patek di Pemalang. Atau nama Dzul Matin di Batang. Lalu di Cirebon yakni Muazom serta satu perempuan bernama Novi.
“Di Indramayu ada. Di Malang ada Salimmubarok at Tammimi yang sudah meninggal di Syiria,” katanya saat berada di STMIK Komputama Majenang, Cilacap.
Said lalu sinyalir anggota JAD juga ada di Cilacap tanpa menyebut nama secara pasti. Kalimat bernada dugaan ini sempat dia ulang 2 kali.
“Di Cilacap ada. Saya kira di Cilacap ada,” kata dia.
Dia lalu mewanti kalau penyebaran paham radikal ini tersebar melalui internet dengan berbagai platform. Hal ini perlu menjadi kewaspadaan bersama karena bisa mempengaruhi anak muda di manapun. Terlebih lagi bagi mereka yang kurang menguasai ilmu agama islam secara menyeluruh.
Paham radikal ini kerap menggunakan salah satu ayat di Al Quran tentang perintah berperang. Hanya saja, mereka tidak paham dengan kontek perintah tersebut.
“Memang di Quran ada. Tapi harus tahu konteknya ayat itu,” katanya.
Menurutnya, ayat ini turun saat 10 ribu pasukan kafir mengepung Madinah. Hingga Nabi Muhammad kala itu membangun parit pertahanan. Namun tetap saja ada beberapa penunggang kuda yang bisa menerobos parit dan membuat kaum muslimin panik dan masuk rumah.
“Lalu turun perintah untuk berperang melawan pasukan kafir. Jika terbunuh atau membunuh, jaminannya surga dan ada bidadari cantik sebagai pengantin,” terangnya.
“Perintah perang ini jangan disamakan dengan perintah sholat. Perintah sholat itu umum. Sementara perintah perang itu khusus, hanya di waktu perang,” tegasnya. (*)