CILACAP – Santri Cilacap yang belajar ilmu agama di luar Jawa Tengah, berharap ada dukungan lebih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Dukungan ini berupa proses pemberangkatan dan juga tes kesehatan. Saat ini baru tes kesehatan yang diberikan melalui rapid antigen yang diberikan secara gratis.
“Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih lagi. Sekarang rapid tes gratis dari pemerintah,” ujar koordinator Himasal Cilacap, Kyai Junaedi Abdillah, saat melepas santri yang akan berangkat ke Pondok Lirboyo, Jawa Timur, Minggu malam (23/5/2021).
Dia menjelaskan, santri Cilacap sebanyak 250 namun hanya berangkat 223. Titik pemberangkatan terbagi di 3 lokasi. Pertama adalah Majenang, Sidareja dan Kesugihan.
“Tempat pemberangkatan di 3 lokasi,” kata dia.
Ketua MWC Majenang, Kyai Hisbullah Huda menambahkan, ada 223 yang berangkat ke Lirboyo Minggu malam. Seharusnya ada 250 santri yang berangkat namun batal karena tengah sakit. Tertundanya keberangkatan mereka bukan karena hasil rapid tes dan dinyatakan positif.
“Bukan karena hasil rapid tes. Namun karena sakit lain,” katanya.
Dia menambahkan, dukungan Pemkab Cilacap sangat membantu wali santri. Ini karena biaya rapid tes antigen masih tergolong mahal untuk ukuran warga. Jika dilakukan secara mandiri, butuh Rp 200 ribu per orang.
“Bayangkan kalau wali memberangkatkan 3 anak sekaligus,” kata dia.
Di tempat yang sama, Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Teti Rohatiningsih berharap agar santri mengikuti pembelajaran sampai selesai. Mereka juga harus memanfaatkan momen belajar di pondok dengan sebaik mungkin.
“Tadi sudah diberi wejangan banyak oleh para kyai. Semoga para santri bisa belajar dan menjadikan ini sebagai kesempatan untuk membentuk karakter yang kuat,” tegasnya. (*)