CILACAP – Api dari tungku di dapur untuk memasak kembali bakar rumah warga hingga tak ada sisa. Kali ini rumah tersebut milik Turasih di Desa Bojong Kecamatan Kawunganten, Cilacap. Bangunan semi permanen ini lenyap setelah api dari tungku hanguskan seluruh bagian rumah.
Tungku secara tradisi menjadi sarana untuk memasak menu sehari-hari warga terutama yang masih tinggal di daerah pinggiran. Penggunaan tungku menjadi pilihan alternatif setelah kompor gas.
Alasan warga menggunakan tungku karena mudah mendapatkan kayu bakar dari lingkungan dekat rumah mereka.
Hanya saja, warga harus hati-hati ketika memasak menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu kering. Terlebih saat musim kemarau ketika udara kering dan angin bertiup. Percikan api dari tungku di dapur akan bakar dan dengan mudah menyebar ke seluruh bagian rumah.
Seperti yang terjadi di rumah milik Tuniasih. Rumah ini sebenarnya ditempati oleh Mariyam bersama keluarganya. Rabu pagi, seperti biasa, keluarga ini memasak dengan menggunakan tungku.
Namun beberapa saat kemudian, tetangga mendengar ada suara seperti ledakan. Menyusul kemudian ada kobaran api dari atas atap dapur.
Tetangga itu lalu berteriak minta tolong dan segera mengundang perhatian warga sekitar. Mereka berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya.
“Rumah ludes terbakar karena terbuat dari kayu dan bambu,” ujar Kasie Humas Polres Cilacap, Iptu Gatot Tri Hartanto.
Dia memperkirakan, api berasal dari percikan tungku di dapur saat pemilik tengah merebus air. Api dari tungku di dapur ini lalu bakar dan menyebar ke seluruh bagian rumah semi permanen tersebut. Dugaan ini muncul dengan keterangan saksi yang sempat melihat kobaran api dari atap dapur.
“Kuat dugaan, kebakaran karena adanya percikan api saat sedang merebus air menggunakan kayu bakar,” kata Iptu Gatot.
Dia memastikan tidak ada korban jiwa atas kejadian ini. Namun korban mengalami kerugian senilai Rp 20 juta dengan menghitung kerusakan pada bangunan rumah semi permanen tersebut. (*)