JAKARTA – Angkutan kota (angkot) di Jakarta akan tampil lebih berkelas karena ada perombakan di interior tiap armada. Tidak tanggung-tanggung, angkot ini akan setara taxi karena dilengkapi penyejuk udara atau Air Conditioner (AC). Plus, sejumlah fitur canggih yang memudahkan pengemudi maupun penumpang. Program ini menjadi buah kerja sama antara Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dengan Suzuki yang dinamai JakLingko.
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencanangkan program angkot AC agar meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang,” ujar terang Donny Saputra, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales melalui siaran pers, Senin (31/5/2021).
Dia mencanangkan, angkot ber-AC ini akan mulai meluncur di Jakarta pada semester kedua tahun ini atau Juli mendatang. Saat ini, program angkot ber-AC masih dalam tahap persiapan agar lebih matang nantinya saat diluncurkan. Sementara uji coba atau Show & Trial unit sudah dilaksanakan pada 14 April 2021 lalu. Uji coba ini menghadirkan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama dengan Bidang Angkutan Jalan, perwakilan PT Transjakarta, perwakilan Suzuki Indonesia ditambah Ketua Koperasi Wahana Kalpika (KWK) yang mewadahi para pengusaha angkot.
“Semester kedua tahun ini ditargetkan sudah mulai beroperasi,” kata dia.
Angkot ini tergolong mewah bagi penumpang karena ada AC. Plus adanya fitur tambahan seperti pintu otomatis, smart navigation, LED Trayek dan juga CCTV. Tujuannya agar memberikan kenyamanan bagi penumpang.
“Ada fitur canggih yang diharapkan menarik kembali penumpang angkot yang menurun selama pandemi,” kata dia.
Dia berharap agar kerja sama antara Suzuki dan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta serta pihak terkait lainnya bisa memberi hasil maksimal. Dan kehadiran angkot ber-AC ini mampu membawa dampak besar bagi kesehatan penumpang dengan desinfeksi.
“Operasional angkot ber-AC ini juga akan tetap menerapkan protokol kesehatan berupa pembatasan jumlah penumpang,” tegasnya.
Data dari Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, selama pandemi terjadi penurunan jumlah penumpang angkot. Jumlah penumpang rata-rata harian angkutan umum di DKI Jakarta turun hingga 58,44%. Penurunan ini sangat signifikan dan tentu saja merugikan pengusaha angkot. (*)