News  

Belajar Daring Hancurkan Siswa

ilustrasi

CILACAP – Belajar secaara daring atau off line berujung berdampak besar bagi siswa karena mampu hancurkan kemampuan mereka. Siswa tidak mampu menguasai seluruh materi secara utuh karena minimnya penjelasan dari para guru.

Selain itu, sistim belajar daring ini juga tidak tuntas karena keterbatasan waktu belajar para siswa. Hingga target materi sesuai kurikulum tidak bisa terpenuhi.

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cilacap, Didi Yudi Cahyadi menyoroti hal ini. Menurutnya, belajar secara daring membawa dampak negatif. Dampak ini juga sangat besar dan membawa pengaruh bagi semua siswa.

“Saya dapat banyak keluhan dari wali murid karena anak tidak bisa mengerjakan soal ujiang tengah semester,” katanya, Jumat (11/3/2022).

Dia mencontohkan, siswa selama semester gasal ini harus menyelesaikan seluruh materi. Namun karena keterbatasan dengan penerapan belajar secara daring, ada bab tertentu yang tidak sempat terbahas. Sementara soal ujian tengah semester, membahas seluruh bab dari awal sampai akhir.

“Ada bab tertentu yang tidak sempat terbahas. Ini yang membuat siswa kesulitan saat ujian,” katanya.

Dia kembali menegaskan belajar dengan cara daring ini mampu hancurkan siswa. Baik nilai ujian maupun kemampuan dan penguasaan materi pelajaran.

“Ada loss literasi yang tidak bisa tergantikan. Dampaknya akan terasa sampai waktu lama,” katanya.

Pembelajaran daring ini seiring pandemi yang melarang kegiatan berkumpul dalam jumlah besar. Kebijakan ini mulai sejak 2020 lalu sampai dengan awal 2022. Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap sempat membuka kran pembelajaran tatap muka 50 persen dan 100 persen.

Namun belakangan, siswa di Cilacap kembali belajar secara online setelah terjadi lonjakan kasus Covid19. Termasuk saat tes pertenganah semester yang memaksa siswa masuk kelas secara bergantian untuk menggarap soal ujian. (*)