News  

Gubernur Jateng Minta Bantuan Modifikasi Cuaca ke BNPB

Longsor di Pekalongan terjadi karena cuaca ektrim. Gubernur Jateng meminta agar ada bantuan modifikasi cuaca untuk mengurangi potensi bencana. (doc)

SEMARANG – Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana meminta bantuan modifikasi cuaca ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD). Hal ini untuk mengurangi ancaman cuaca ekstrim yang bisa memperpanjang daftar daerah terdampak bencana di Jawa Tengah.

Data di BPBD Jateng menyebutkan, terdapat 54 kejadian bencana selama 1 Januari – 2 Februari 2025. Dari jumlah tersebut terdiri dari 40 kejadian banjir, 6 longsor, 5 cuaca ekstrem, dan ada 3 kebakaran bangunan. Ini menandakan, bencana tersebut sangat terpengaruh oleh cauca ekstrim yang dapat menimbulkan hujan deras, angin kencang, tanah longsor hingga banjir.

Melansir laman jatengprov.go.id, Nana Suryana mengaku sudah ada upaya modifikasi cuaca di Jawa Tengah. Tepatnya pada Desember 2024 dan awal tahun 2025. Saat itu, BNPB melalkukan modifikasi cuaca selama 12 hari.

Namun setelah itu, bencana datang bertubi-tubi melanda Jawa Tengah. Terparah adalan banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pekalongan. Bencana alam ini mengakibatkan 25 orang meninggal dunia. Juga ada 565 keluarga dan 1.665 orang masih terjebak di lokasi selama 2 pekan karena akses terputus total.

Atau sebelumnya ada bencana banjir di wilayah Brebes.

Karenanya, Jawa Tengah terus berharap ada bantuan teknologi modifikasi cuaca.

“Kita terus minta bantuan BNPB,” kata Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana di laman jatengprov.go.id.

Mengantisipasi dampak cuaca ekstrim, pihaknya terus menyiagakan seluruh komponen kebencanaan. Mulai dari BPBD, pemerintah kabupaten dan kota, serta unsur terkait lainnya. Demikian juga dengan penyiagaan relawan yang tersebar di berbagai wilayah.

“Relawan-relawan ini ada yang turun untuk membantu penanganan dan evakuasi warga terdampak bencana,” tegas Nana. (*)