CILACAP – Jumlah balita stunting dalam setahun terakhir, mengalami penurunan sekitar 50 persen. Saat ini ada 2700 balita stunting yang tersebar di berbagai kecamatan di Cilacap.
Pj Bupati Cilacap, Yunita Diah Suminar mengkui, jumlah balita stunting yang masih ada sekarang harus tetap mendapatkan penanganan. Karena sebagian masih berumur di bawah 2 tahun. Pihaknya juga mendata ada lebih dari 2000 ibu hamil KEK atau kurang energi kronis.
Pemerintah pada awal 2023 mulai menggelontorkan bantuan berupa makanan tambahan bagi balita stunting. Program ini berjalan selama 90 hari dengan harapan mampu memberikan tambahan asupan bagi balita stunting. Bantuan serupa juga digelontorkan untuk ibu hamil KEK berupa pemberian susu. Hingga kemudian, jumlah balita stunting di Cilacap turun.
“Saat awal masuk Cilacap, jumlah balita stunting ada 4494 dan 2000-an ibu hamil KEK. Tapi hasil penghitungan saya dengan Bu Pram (Pramesti Griyana Dewi, Kepala Dinas Kesehatan), jumlahnya turun. Sekarang tinggal 2700-an balita dan sebagian ada baduta,” terangnya saat puncak peringatan Bulan Bakti Gotong Royong tingkat Kabupaten Cilacap, Selasa (12/9/2023).
Dia mengatakan, dari 2700an balita tersebut, ada dan 600-an baduta atau balita bawah dua tahun. Lebih ringi dia menyebut, ada 200 lebih baduta baru. Sisanya yakni sekitar 300 lebih, sudah terdata sebelumnya.
“Yang dua ratusan itu baru, sisanya tiga ratus sekian itu lama. Yang baru ini merupakan balita baru lahir,” katanya.
“Sebenarnya, baduta ini lahir dari ibu KEK yang sudah kita beri susu. Namun waktunya kurang hingga saat lahir balita tetap kena stunting,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Cilacap Taufik Nur Hidayat mengatakan, gotong royong yang menjadi ruh Pancasila masih sangat relevan. Termasuk untuk bergotong royong menekan angka kemiskinan dan juga stunting di Cilacap.
“Ini masih tetap relevan dan penting agar angka kemiskinan dan stunting di Cilacap bisa kita tekan,” katanya. (*)