CILACAP – Penyebab kebakaran di Pertamina Cilacap, masih menjadi misteri terutama bagi kalangan awam. Sampai dengan api dinyatakan padam pada Minggu (13/6/2021) siang, pihak Pertamina belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang muncul pada Jumat (11/6/2021) malam, pukul 19.45.
Kebakaran pertama kali terjadi di bundwall di kilang 39 T205. Api sempat dipadamkan petugas. Namun percikan kembali muncul di kilang 39 T203. Api kemudian baru benar-benar dipadamkan pada Minggu (13/6/2021), pukul 10.50.
Usai memastikan pemadaman, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono memberikan penjelasan, kalau seluruh api sudah padam dan dilanjutkan dengan pendinginan. Sementara penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan dan belum diketahui hasilnya.
“Masih dalam investigasi,” kata Direktur Utama PT KPI, Djoko Priyono.
Dia melanjutkan, pemadaman membuat manajemen dan petugas harus bekerja ekstra keras dan memutar otak lebih keras. Penyebabnya karena api di titik kedua, di outlet tanki 39 T203 sangat sulit dijinakan. Dia menggunakan kata “bandel” untuk mengambarkan betapa sulitnya proses pemadaman api di sana.
“Ini yang bandel di sisi pipa outlet nozzle flange,” katanya.
Menurutnya, fokus manajemen dan petugas pemadam adalah menjinakan api dan memastikan tidak membawa pengaruh bagi masyarakat. Tujuannya untuk meminimalisir efek dari kebakaran tersebut. Meski diakuinya, debu dan asap membawa pengaruh terhadap warga Kecamatan Kutawaru, Cilacap. Asap dan debu ini mencemari sumur warga setempat.
“Yang penting api padam dan tidak akan berpengaruh ke mana-mana. Masalah abu, saya kira kawan-kawan RU IV sudah terjun ke sana,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kilang penyimpanan benzene di Pertamina Cilacap terbakar pada Jumat (11/6/2021), pukul 19.45. Api di bundwall sekitar tanki 39 langsung diupayakan pemadaman dengan melibatkan 50 personil pemadam kebakaran. Api di tanki dengan kode T205 ini bisa dipadamkan namun muncul titik api baru di T203 pada Sabtu (12/6/2021). (*)