CILACAP – BMKG ingkatkan warga untuk waspada dan antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrim. Kondisi ini akan terjadi dalam rentang waktu 2 hari, antara 22 Juli hingga 23 Juli 2022. Ancaman cuaca seperti ini karena ada anomali di atmofser yang membuat pertumbuhan awan lebih tinggi dari biasanya.
Wilayah yang berpotensi terkena cuaca ekstrim ini adalah Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara dan Banyumas. Demikian juga dengan wilayah tetangga seperti Brebes, Wonosobo dan sekitarnya.
Prakirawan Cuaca BMKG di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan mengatakan, peringatan berdasarkan dari hasil analisis Stasiun meteorologi Semarang. Saat ini terjadi anomali suhu muka laut di Samudera Hindia Selatan Jawa dan Laut Jawa yang meningkatkan potensi munculnya awan hujan.
Faktor lain adalah tingkat kelembaban yang relatif tinggi dan mampu mendorong terjadinya awan hujan di sejumlah wilayah. Kedua faktor tersebut lalu mendorong potensi pertumbuhan awan hujan lebih tinggi dan bisa menimbulkan ancaman bencana.
“BMKG prakirakan masih ada potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan kilat antara 22 Juli hingga 23 Juli,” kata Rendy.
Dia menyebutkan, wilayah Purbalingga, Wonosobo dan Banjarnegara pada 22 Juli 2022 berpotensi terjadi cuaca ekstrim. Sementara pada 23 Juli 2022, warga Cilacap, Banyumas, Brebes dan sekitarnya harus mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan lebat dan angin kencang.
“Ini harus diwaspadai karena ada kemungkinan terjadi hujan lebat dan angin kencang,” kata dia.
BMKG juga ingatkan warga akan datangnya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang akibat cuaca ekstrim itu. Termasuk kemungkinan terjadinya angin puting beliung. Warga yang tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi wajib mewaspadai ancaman tersebut. (*)