CILACAP – Inflasi di Kabupaten Cilacap pada November 2022, naik dari bulan sebelumnya. Pada November ini, Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto mencatat, inflasi di Cilacap menjadi 0,20. Sementara pada Oktober 2022, hanya 0,10.
Deputi Kepala Perwakilan, Mursidi mengatakan, inflasi di Cilacap naik terdorong perkembangan harga makanan, minuman dan rokok. Sepanjang November 2022, harga beras naik karena pasokan dari petani berkurang usai panen berakhir. Faktor lain ada di komoditas telur ayam ras.
“Inflasi terjadi seiring peningkatan permintaan dan adanya upaya stabilisasi harga yang dilakukan oleh pemerintah guna menahan penurunan harga lebih lanjut,” ujar Mursidi dalam siaran pers.
Mursidi menambahkan, komoditas penyumbang inflasi tertinggi adalah beras, rokok kretek filter, tahu mentah, daging ayam ras, dan tomat. Namun ada juga komoditas lain yang justru menghambat laju inflasi. Komoditas itu adalah cabai rawit, cabai merah, minyak goreng, ikan belanak, dan ikan kembung.
Dia menjelaskan, ada sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi pada tahun berjalan. Seperti meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan tren pemulihan ekonomi nasional. Demikian juga dengan masih tingginya harga energi dan pangan global, ketegangan geopolitik, serta risiko bergejolaknya harga pangan.
“Koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah akan terus diperkuat. Ini upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok,” terangnya. (*)