CILACAP – Tim dari Kemenko Perekonomian RI apresiasi keberadaan IBM atau Inkubator Bisnis Mahasiswa di STMIK Komputama Majenang, Cilacap. Tim ini melihat langsung prorgram, sarana pendukung dan kegiatan mahasiswa di kampus STMIK Komputama.
Kedatangan tim ini memang tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Mereka baru mengabari dosen dan petugas kampus beberapa hari menjelang tiba di Cilacap.
Kepala Bagian Administrasi Umum Akademik dan Kemahasiswaan STMIK Komputama, Maslan mengatakan, kedatangan tim Kementerian tersebut ke Cilacap khusus untuk melihat IBM di sana.
“Selama ini kita tidak pernah melaporkan keberadaan IBM ke kementerian manapun. Justru mereka yang inisiatif mencari di media hingga mengetahui keberadaan kita,” katanya, Senin (13/12/2021).
Menurutnya, tim melihat langsung sarana dan prasarana pendukung kegiatan bisnis berbasis internet tersebut. Sebut saja menjadi konten kreator media sosial (medsos), crypto hingga bermain saham. Termasuk menjalin kerja sama dengan pengusaha lokal Cilacap.
“Kita ada kerja sama dengan perajin tikar yang selama ini kesulitan pemasaran,” kata dia.
Namun tim juga melihat ada nilai lebih dari IBM STMIK Komputama karena sudah menjalin kerja sama dengan UMKM. IBM memantu pemasaran melalui internet dan online hingga memutus mata rantai distribusi. Hal ini makin membuat tim dari Kemenko Perekonomian mengagumi dan memberikan apresiasi positif atas IBM di kampus tersebut.
“Kementerian sangat mengapresiasi langkah kita,” kata dia.
Dia menambahkan, Kementerian memang belum banyak menjanjikan program kerja sama atau bantuan tertentu. Namun STMIK Komputama akan dilibatkan jika ada kegiatan atau program terkait IBM.
Tujuannya agar pengelolaan dan pengembangan IBM bisa lebih baik, terarah dan sesuai dengan keinginan pemerintah pusat.
“Ya janjinya akan melibatkan kita jika kementerian punya program terkait IBM kampus. Mungkin agar bisa lebih terarah dan sesuai dengan keinginan pemerintah,” katanya.
Dari tim kementerian ini, STMIK Komputama juga mengetahui baru ada 60 perguruan tinggi yang membuka IBM.
“Mungkin jadi 61 dengan IBM di kita,” tegasnya. (*)