CILACAP – Sekolah di daerah pinggiran, terutama di wilayah pegunungan dirasa sangat sulit untuk terus melakukan proses pembelajaran secara on line. Penyebab utamanya adalah keterjangkauan jaringan telepon seluler yang kerap mengalami kendala. Kesulitan ini sangat terasa oleh siswa yang tinggal di daerah blank spot atau wilayah tanpa sinyal telepon seluler sama sekali.
Kondisi seperti ini membuat proses tranfer ilmu dari guru di sekolah kepada siswa di rumah mengalami kendala. Bahkan sulit diwujudkan, karena adanya masalah sinyal.
“Seperti SMP 4 Majenang ini. Wilayah ini sudah sulit sinyal hingga pembelajaran on line sulit bagi siswa,” kata Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cilacap, Didi Yudi Cahyadi, Rabu (16/6/2021).
Dia menilai, tingkat kerentanan wilayah ini terhadap penyebaran Covid19 juga tergolong minim.
Hingga dia menilai, 2 faktor tersebut bisa mendukung keinginan warga dan juga guru di sana untuk bisa menggelar PTM.
“Kami dari legislatif bersama eksekutif terus mendorong agar sekolah mempersiapkan diri untuk bisa pembelajaran tatap muka,” kata dia.
Kepala SMP N 4 Majenang, Yeni Hidayat mengatakan, saat Ujian Sekolah maupun Ujian Akhir Semester lalu, sekolah sudah menerapkan PTM. Selama ujian bagi siswa beda tingkatan ini, seluruh aturan diterapkan. Seperti jarak duduk antar siswa yang minimal 1,5 m.
“Di sini lebih dari satu setengah meter dan ada tanda silang untuk membatasi tempat duduk siswa,” kata dia.
Selain itu juga ada sarana tempat cuci tangan di depan ruangan, halaman dan penjuru sekolah. Selama ujian siswa juga wajib mengenakan masker dan selalu diarahkan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah sesi tes.
“Sarana sudah kita persiapkan untuk bisa PTM dengan penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Selain itu, ruang belajar yang mencapai 15 dinilia cukup untuk dipakai siswa secara bergantian. Saat ini, sekolah tersebut memiliki 426 siswa dari kelas 7 sampai 9. (*)