Yuk Wisata ke Majenang

Atraksi tubing mulai digarap serius oleh warga Desa Sepatnunggal Kecamatan Majenang, Cilacap. Desa ini mulai mengembangkan wisata berbasis pegunungan. (haryadi nuryadin/bercahayanews.com)

CILACAP – Wisata di Kabupaten Cilacap selama ini selalu bertumpu ke wilayah pantai. Mulai dari Widara Payung, Teluk Penyu dan Benteng Pendem. Menyusul kemudian ada Pantai Sodong dan Pulau Momongan yang mulai ditawarkan.

Sementara wisata berbasis pegunungan dan aliran sungai, nyaris tidak tersentuh. Apalagi sungai dan pegunungan di luar wilayah pusat kota Cilacap dan kecamatan yang berdekatan dengannya.

Baru setelah ada Curug Cimendaway di ujung barat Kabupaten Cilacap, yakni Kecamatan Dayeuhluhur wisata pegunungan mulai menggeliat. Apalagi setelah ada Kemit Forrest di Kecamatan Sidareja. Kedua tempat ini kemudian mendorong tumbuhnya semangat warga untuk membangun obyek wisata, baik oleh warga secara swadaya atau pebisnis lokal.

Bagaimana di luar itu? Ternyata wisata pegunungan belum terlalu muncul. Demikian juga dengan wilayah lain seperti Kecamatan Majenang. Wilayah praktis belum masuk dalam peta wisata di Kabupaten Cilacap.

Tapi, bukan berarti tidak ada wisata menarik di Majenang. Wilayah ini bahkan mulai ada tempat menarik terutama bagi wisatawan lokal. Sebut saja Villa Jaringao di Desa Jenang yang mulai dikenal.

Saat ini juga tengah dirintis wisata pegunungan di desa laim. Salah satunya adalah Taman Dana Raja yang dikelola kelompok warga setempat dengan pola pemberdayaan dan pelibatan warga secara luas. Tempat ini sudah dirintis sejak 3 tahun lalu oleh BUMDes Dana Raja Desa Sepatnunggal.

Tempat ini menawarkan 2 wahana dan permainan. Pertama adalah Taman Dana Raja. Tempat ini ditata sangat asri memanfaatkan lahan desa yang dikelilingi perbukitan. Nuansa pedesaan sangat mencolok karena pengelola memaksimalkan potensi yang ada.

Seperti pemanfaatan tempurung kelapa dan dijadikan pengganti gelas. Juga dengan saung atau gubug yang dibuat dari berbahan alami yakni bambu, kayu, atap dari ijuk dan lainnya.

Gelas batok kelapa di Taman Dana Raja Desa Sepatnunggal Kecamatan Majenang, Cilacap. (haryadi nuryadin/bercahayanews.com)

“Gelas diganti dengan tempurung kelapa. Mangkok berbahan tanah liat. Biar nuansa desa jadi kuat,” ujar Ketua Pokdarwis Sepatnunggal, Sarana, Sabtu 5/6/2021).

Dia menambahkan, pengelola juga menyiapkan wahana permainan tubing di aliran Sungai Cijalu. Atraksi ini mulai diperkenalkan pada 2020 lalu dan mulai didatangi penikmat permainan ini.

Dia mengaku para pengunjung tubing sangat menikmati permainan tersebut. Mereka dipastikan datang dalam rombongan dengan jumlah 10 sampai 20 orang. Mereka lalu dibagi dalam kelompok untuk diajak bermain di aliran sungai dengan menggunakan ban sebagai “perahu”.

“Tiap kelompok ini ada tim pendamping,” katanya.

Saung berkonsep pedesaan. (haryadi nuryadin/bercahayanews.com)

Saat ini, pengurus pokdarwis masih terus berupaya melengkapi sarana di Taman Dana Raja. Seperti areal parkir, akses masuk dan penambahan kolam plus perahu bebek.

“Dari awal konsepnya adalah melibatkan warga yang mau. Awal digarap swadaya,” ujar Ketua BUMDes Dana Raja, Okto Sugito, Sabtu (5/6/2021).

Dia mencontohkan penataan lahan desa untuk taman yang semuanya dilakukan swadaya warga. Demikian juga dengan wahana di sana. Seperti tamam burung, saung untuk pedagang berjualan, spot selfie dan kolam ikan.

“Dana swadaya lebih besar dibandingan dana desa,” kata dia.

Dia berharap agar tempat ini bisa menjadi pilihan warga untuk menikmati suasana pegunungan. (*)